Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 20 Februari 2015

4 Alasan Biasanya Orang Pacaran Melakukan Break



  Break dalam sebuah hubungan memang selalu mungkin terjadi dalam lika-liku dunia orang pacaran. Break adalah suatu kondisi di mana satu pasangan (dengan status masih berpacaran) nggak saling menghubungi satu sama lain  selama masa break itu berlangsung. Gue sendiri gak terlalu mempermasalahkan tentang sebuah break. Tapi kalo menurut gue, satu-satunya hal yang mengesalkan saat break adalah ketika gue seperti dipaksa gak bsa melakukan apa-apa saat gue tahu pacar sedang dalam kesulitan. Status break ini sepert police line yang membatasi setiap tindakan kepedulian yang ingin diberkan kepada sang pacar. 


Yah, status break seperti mengajarkan kita untuk berhenti peduli kepada yang disayang. Meski hanya untuk sementara.

Tapi, sebenarnya apa yang menjadi alasan orang pacaran melakukan break? Nih alasannya:
     
    1.      Jenuh
Berdasarkan hasil survey (asal-asalan) gue ke temen-temen yang pernah nge-break, jenuh adalah alasan yang paling sering digunakan oleh orang pacaran buat break. Jenuh itu sendiri bisa timbul akibat terlalu seringnya melakukan aktifitas bersama hingga akhirnya malah jadi rutinitas yang akhirnya membuat bosan.  Alhasil, mereka memutuskan untuk break guna mengusir jenuh yang ada.

Jangka waktunya: bisa satu bulan sampai satu semester.

Gue: “Eh, lo pernah break sama Arin?” Tanya gue polos sembari ngaduk-ngaduk   mie instan yang baru dibikin.

Temen : “Pernah.” Jawab temen gue sambil ngerebut mangkok berisi mie instan yang baru gue bikin.

Gue: “Kok bisa?” Tanya gue lagi 

Temen: “Biasa, karena jenuh. Biasanya  cowok emang gampang jenuh duluan. Trus ya minta break. Waktu itu gua sampe 4 bulan.” Jawab temen gue diikuti nyeruput kuah mie instan bikinan gue

Gue: “WOW! Bisa 4 bulanan gak saling komunikasi?” Tanya gue heboh. Kali ini diikuti gerakan tangan gue yang menepuk bahu temen gue. Spontan, kuah mie instan yang tengah diseruputnya masuk ke matanya.

Temen: “@%$&**@&&%$” Kemudian dia langsung ke kamar mandi. 

2.    I. udian dia langsung ke kamar mandi.utnya masuk ke matanyapontan<a ersama hingga akhirnya malah jadi terbiasa dan ngin Sendiri
                       
Sebenarnya alasan ini gak jauh beda sama alasan pertama tadi. Malah saudara sepupunya mungkin. Alasan ingin sendiri ini biasanya digunakan oleh orang pacaran yang ngerasa kalo dia lebih happy saat dia nge-jomlo dulu. Tapi, disisi lain dia juga kurang yakin dengan pemikirannya itu dan ditambah dia juga masih sayang sama pacarnya ini. Jadinya ya breaknya Cuma sekadar coba-coba dan membandingkan bener enakan sendiri atau sebaliknya.

Jangka Waktu: Tergantung seberapa lama dia pengin sendiri.

    3.   Fokus Kuliah

Kenapa gue nulisnya gak sekalian fokus sekolah juga? Karena seringnya mereka yang berlandaskan ingin fokus sekolah dulu, gak akan minta break. Tapi langsung udahan alias putus. Nah, mereka yang biasanya memiliki alasan “ingin fokus kuliah dulu” untuk break adalah mereka kaum cewek. Kenapa? Karena jarang cowok yang bener-bener pengin fokus kuliah. Dan sekalinya ada, mereka gak akan pacaran. Percaya sama gue.

Jangka waktu:  - kemungkinan terbaik: dipenghujung semester terdekat. Ketika dia dapet IP yang memuaskan buatnya.
                            -kemungkinan terburuk: sampai dia lulus kuliah.

   4.   Satunya Ingin Udahan dan Satunya Masih Sayang

Ketika yang satu pengin udahan dan yang satunya lagi ngotot pengin bertahan karena masih sayang, dalam situasi begini, break adalah salah satu solusinya. Di masa break itu bisa digunakan untuk saling mengevaluasi diri masing-masing dan menilik kembali apa saja yang telah mereka capai bersama serta apa yang masih ingin dicapai bersama ke depannya.

Jangka waktu : Sampai si-yang ingin udahan itu akhirnya memilih untuk kembali mencinta atau si-yang masih sayang itu akhirnya kelelahan sendiri untuk bertahan.


Btw, gue punya sedikit contoh nyata tentang orang break:

Di sebuah ladang gandum yang luas, hiduplah sepasang kekasih yang memiliki pou yang telah memiliki level 719. Setiap harinya, mereka silih berganti mengurus “anak virtual” mereka itu.

Eh, bukan gitu ceritanya…

 “Kita udahan aja, ya?” Ucap seorang gadis memecah keheningan yang sejak 20 menit tadi tercipta.

“Lho, kenapa?” tiba-tiba,  Erga, yang sedari tadi fokus memandang jauh ke depan kini beralih fokus menatap kekasihnya, Prastika.

“Gapapa. Maaf bangeettt ya. Aku gak bisa ngelanjutin hubungan ini lagi. Maaff bangett” jawab Prastika sambil membalas tatapan Erga. Tapi dia tidak bisa berlama-lama menatapnya, segaris air mata membahasahi kelopak matanya. Cepat-cepat ia membuang pandangannya ke depan.

“ Tapi, Kenapa? Karena orang tuamu?” Tanya Erga tanpa melepaskan tatapannya dari mata Prastika.

“Bukan sepenuhnya karena itu, kok” Jawab Prastika sambil tetap memaku pandangannya kea rah depan.

“Lalu apa? Karena aku kayak cowok brengsek, ya?” Tanya Erga lagi dengan tatapan yang sama.

“Bukan, kok. Kamu nggak kayak gitu”

“Atau karena orang lain?” Tanya Erga lagi. Kali ini dia tidak menatap mata Prastika. Firasatnya mengatakan jika pertanyaan terakhirnya tadi adalah jawaban atas semuanya.

“Bukan juga, kok. Ini juga gak ada hubungannya sama masa lalu aku, kok” Jawab Prastika sembari menunduk.

“Ra, coba kamu ulangi lagi yang tadi. Kali ini sambil liat  ke arah mataku” Ucap Erga seraya kembali menatap dalam ke mata Prastika. Sebuah tatapan untuk mencari kejujuran dan meyakinkan hatinya sendiri tentang kebenaran ucapan kekasihnya.

“Bukan karena itu, kok” Ujar Prastika sambil membalas tatapan dalam yang diberikan Erga. “Aku Cuma mau fokus kuliah aja…”

“Untuk saat itulah, aku merasa yakin dengan kebenaran ucapanmu” Batin Erga

“Yaudah, kalau itu alasanmu, kita break aja ya. Maaf, aku gak bisa melepas kamu. Masih banyak skenario-skenario hebat yang ingin aku lakuin sama kamu ke depannya. Aku janji, Ra. Aku gak akan ngehubungin kamu lagi sampai kamu sendiri yang ngehubungin aku. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, aku akan menunggumu setiap hari. Menunggumu memberi kabar atau sekadar sapaan “hai” yang meskipun sederhana tapi mampu menguatkan keyakinanku. Yaudah, kamu fokus kuliah dulu aja ya. Tapi, Ra, apa kamu masih sayang sama aku?” Ujar Erga yang diakhiri pertanyaan sambil terus menatap mata Prastika.

“Yaudah, kita break dulu aja. ya, tapi tidak se-menggebu dulu rasa aku ke kamu”
“Tapi, gimana kalo aku gak ngehubungin kamu lagi?” Tanya Prastika sambil membenarkan posisi kacamata nya.

“Aku masih akan tetap menunggu kamu. Yah, aku Cuma ngerasa yakin aja kalo aku gak akan bisa ngerasa sayang yang sehebat ini ke gadis lain yang selain kamu. Aku juga yakin kalo Cuma kamu yang bisa bikin aku kecewa sehebat ini juga. Tapi, gapapa, haha” Tawa Erga di penghujung kalimatnya tetap tidak mampu menyembunyikan kekecewaannya.

“Lalu apa yang akan kamu lakukan selama masa break kita dan saat kamu mulai merasa lelah untuk bertahan menungguku?” Tanya Prastika sambil terus menatap mata Erga. Mungkin dia tau seberapa kecewanya hati laki-laki yang dulu pernah disayanginya itu.

 “Saat aku mulai lelah, aku akan membuka history chat kita dulu. Aku akan selalu punya waktu untuk itu. Yah, membayangkan begitu aku masih mendapati kamu seperti Prastika yang aku kenal dulu. Gadis yang hangat dengan semua perhatiannya. Begitu juga dengan ucapan selamat paginya setiap pagi dulu yang tanpa dia tahu hal sesederhana itu selalu bisa membuat pagiku terasa sempurna dan seperti memiliki kekuatan untuk mengalahkan hari itu. Ya, hal itu akan membantuku mengalahkan rasa lelahku. Kamu tenang aja.” jawab Erga yakin.  

“Ra, kamu gak perlu khawatir. Tenang aja. Aku gak akan menghubungimu lagi. Tapi aku janji akan selalu menunggu kamu. Kamu fokus sama kuliahmu dulu aja. kejar dulu impian yang telah menjadi ambisimu. Untuk sesaat aku memang kecewa, tapi tidak apa. Aku sudah cukup mengerti tentang keinginanmu mewujudkan semua impianmu. Keinginanmu untuk memberikan senyum diwajah kedua orang tuamu. Harapanmu untuk menjadi kebanggaan  orang tua dan membawa nama baik serta status keluargamu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku sudah cukup dewasa untuk mengerti semua ambisimu. Kamu adalah satu-satunya wanita dewasa yang aku kenal. Di mana wanita seusiamu jarang yang ada memikirkan ini. Dan aku bangga memilikimu yang aku juga tidak tahu sampai kapan. Kamu juga tidak perlu meminta maaf karena ke depannya akan membuatku menunggu. Kamu tidak perlu melakukan itu. Karena aku juga sudah cukup dewasa untuk melhat kenyataan kita break ini melaui sudut pandang laki-laki dewasa. Karena aku menganggap break kita ini sebagai upayamu untuk menyuruhku fokus dalam karirku. Karena aku adalah cowok dan itu menjadi indikasi bahwa aku harus lebih dulu sukses dibanding kamu. Aku juga akan mulai fokus pada impian yang telah menjadi ambisiku. Berusaha menguatkan “bahuku” untukmu “bersandar” nanti. Mengokohkan kedua kakiku agar kuat diterjang kerasnya dunia bilamana berjalan bersamamu nanti. Mempertebal dinding keimananku dan memperdalam aqidah dari agama yang sejak lahir aku anut. Aku juga sudah cukup dewasa dan realistis  untuk mengatakan kamu adalah tujuan hdupku, meski bukan yang utama. Karena yang prioritas buatku adalah karirku, keluarga dan baru setelahnya kamu. Berjanjlah untuk menjadi gadis yang tangguh ya. Selanjutnya, aku akan mencintaimu dalam doaku. Bukankan mencintai dalam doa adalah level tertinggi dari ketulusan dalam mencinta?” Ucap Erga melalui tatapan matanya kepada Prastika sebelum akhirnya dia mengatakan, “Tolong jaga hati kamu sampai aku kembali ya?” dan akhirnya dia berlalu pergi.


Btw, entah cowok bodoh mana yang rela dibuat menunggu ya. Biarlah, itu pilihannya dia~

Yaudah, itu dia alasan-alasan biasanya orang pacaran melakukan break untuk hubungan mereka. Kalo ada yang mau nambahin, silahkan share di comment box ya!    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar