Break dalam sebuah hubungan memang selalu
mungkin terjadi dalam lika-liku dunia orang pacaran. Break adalah suatu kondisi
di mana satu pasangan (dengan status masih berpacaran) nggak saling menghubungi
satu sama lain selama masa break itu
berlangsung. Gue sendiri gak terlalu mempermasalahkan tentang sebuah break. Tapi
kalo menurut gue, satu-satunya hal yang mengesalkan saat break adalah ketika
gue seperti dipaksa gak bsa melakukan apa-apa saat gue tahu pacar sedang dalam
kesulitan. Status break ini sepert police
line yang membatasi setiap tindakan kepedulian yang ingin diberkan kepada
sang pacar.
Yah, status break seperti mengajarkan kita untuk berhenti peduli
kepada yang disayang. Meski hanya untuk sementara.
Tapi, sebenarnya apa yang
menjadi alasan orang pacaran melakukan break? Nih alasannya:
1.
Jenuh
Berdasarkan
hasil survey (asal-asalan) gue ke temen-temen yang pernah nge-break, jenuh
adalah alasan yang paling sering digunakan oleh orang pacaran buat break. Jenuh
itu sendiri bisa timbul akibat terlalu seringnya melakukan aktifitas bersama
hingga akhirnya malah jadi rutinitas yang akhirnya membuat bosan. Alhasil, mereka memutuskan untuk break guna
mengusir jenuh yang ada.
Jangka
waktunya: bisa satu bulan sampai satu semester.
Gue:
“Eh, lo pernah break sama Arin?” Tanya gue polos sembari ngaduk-ngaduk mie instan yang baru dibikin.
Temen
: “Pernah.” Jawab temen gue sambil ngerebut mangkok berisi mie instan yang baru
gue bikin.
Gue:
“Kok bisa?” Tanya gue lagi
Temen:
“Biasa, karena jenuh. Biasanya cowok
emang gampang jenuh duluan. Trus ya minta break. Waktu itu gua sampe 4 bulan.”
Jawab temen gue diikuti nyeruput kuah mie instan bikinan gue
Gue:
“WOW! Bisa 4 bulanan gak saling komunikasi?” Tanya gue heboh. Kali ini diikuti
gerakan tangan gue yang menepuk bahu temen gue. Spontan, kuah mie instan yang
tengah diseruputnya masuk ke matanya.
Temen:
“@%$&**@&&%$” Kemudian dia langsung ke kamar mandi.
Sebenarnya
alasan ini gak jauh beda sama alasan pertama tadi. Malah saudara sepupunya
mungkin. Alasan ingin sendiri ini biasanya digunakan oleh orang pacaran yang
ngerasa kalo dia lebih happy saat dia nge-jomlo dulu. Tapi, disisi lain dia
juga kurang yakin dengan pemikirannya itu dan ditambah dia juga masih sayang
sama pacarnya ini. Jadinya ya breaknya Cuma sekadar coba-coba dan membandingkan
bener enakan sendiri atau sebaliknya.
Jangka
Waktu: Tergantung seberapa lama dia pengin sendiri.
3.
Fokus Kuliah
Kenapa
gue nulisnya gak sekalian fokus sekolah juga? Karena seringnya mereka yang
berlandaskan ingin fokus sekolah dulu, gak akan minta break. Tapi langsung
udahan alias putus. Nah, mereka yang biasanya memiliki alasan “ingin fokus
kuliah dulu” untuk break adalah mereka kaum cewek. Kenapa? Karena jarang cowok
yang bener-bener pengin fokus kuliah. Dan sekalinya ada, mereka gak akan
pacaran. Percaya sama gue.
Jangka
waktu: - kemungkinan terbaik:
dipenghujung semester terdekat. Ketika dia dapet IP yang memuaskan buatnya.
-kemungkinan terburuk: sampai dia lulus
kuliah.
4.
Satunya Ingin Udahan dan Satunya Masih Sayang
Ketika
yang satu pengin udahan dan yang satunya lagi ngotot pengin bertahan karena
masih sayang, dalam situasi begini, break adalah salah satu solusinya. Di masa
break itu bisa digunakan untuk saling mengevaluasi diri masing-masing dan
menilik kembali apa saja yang telah mereka capai bersama serta apa yang masih
ingin dicapai bersama ke depannya.
Jangka
waktu : Sampai si-yang ingin udahan itu akhirnya memilih untuk kembali mencinta
atau si-yang masih sayang itu akhirnya kelelahan sendiri untuk bertahan.
Btw,
gue punya sedikit contoh nyata tentang orang break:
Di sebuah
ladang gandum yang luas, hiduplah sepasang kekasih yang memiliki pou yang telah
memiliki level 719. Setiap harinya, mereka silih berganti mengurus “anak
virtual” mereka itu.
Eh,
bukan gitu ceritanya…
“Kita udahan aja, ya?” Ucap seorang gadis
memecah keheningan yang sejak 20 menit tadi tercipta.
“Lho,
kenapa?” tiba-tiba, Erga, yang sedari
tadi fokus memandang jauh ke depan kini beralih fokus menatap kekasihnya,
Prastika.
“Gapapa.
Maaf bangeettt ya. Aku gak bisa ngelanjutin hubungan ini lagi. Maaff bangett”
jawab Prastika sambil membalas tatapan Erga. Tapi dia tidak bisa berlama-lama
menatapnya, segaris air mata membahasahi kelopak matanya. Cepat-cepat ia
membuang pandangannya ke depan.
“ Tapi,
Kenapa? Karena orang tuamu?” Tanya Erga tanpa melepaskan tatapannya dari mata
Prastika.
“Bukan
sepenuhnya karena itu, kok” Jawab Prastika sambil tetap memaku pandangannya kea
rah depan.
“Lalu
apa? Karena aku kayak cowok brengsek, ya?” Tanya Erga lagi dengan tatapan yang
sama.
“Bukan,
kok. Kamu nggak kayak gitu”
“Atau
karena orang lain?” Tanya Erga lagi. Kali ini dia tidak menatap mata Prastika.
Firasatnya mengatakan jika pertanyaan terakhirnya tadi adalah jawaban atas
semuanya.
“Bukan
juga, kok. Ini juga gak ada hubungannya sama masa lalu aku, kok” Jawab Prastika
sembari menunduk.
“Ra,
coba kamu ulangi lagi yang tadi. Kali ini sambil liat ke arah mataku” Ucap Erga seraya kembali
menatap dalam ke mata Prastika. Sebuah tatapan untuk mencari kejujuran dan
meyakinkan hatinya sendiri tentang kebenaran ucapan kekasihnya.
“Bukan
karena itu, kok” Ujar Prastika sambil membalas tatapan dalam yang diberikan Erga.
“Aku Cuma mau fokus kuliah aja…”
“Untuk
saat itulah, aku merasa yakin dengan kebenaran ucapanmu” Batin Erga
“Yaudah,
kalau itu alasanmu, kita break aja ya. Maaf, aku gak bisa melepas kamu. Masih
banyak skenario-skenario hebat yang ingin aku lakuin sama kamu ke depannya. Aku
janji, Ra. Aku gak akan ngehubungin kamu lagi sampai kamu sendiri yang
ngehubungin aku. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, aku akan menunggumu setiap
hari. Menunggumu memberi kabar atau sekadar sapaan “hai” yang meskipun
sederhana tapi mampu menguatkan keyakinanku. Yaudah, kamu fokus kuliah dulu aja
ya. Tapi, Ra, apa kamu masih sayang sama aku?” Ujar Erga yang diakhiri
pertanyaan sambil terus menatap mata Prastika.
“Yaudah,
kita break dulu aja. ya, tapi tidak se-menggebu dulu rasa aku ke kamu”
“Tapi,
gimana kalo aku gak ngehubungin kamu lagi?” Tanya Prastika sambil membenarkan
posisi kacamata nya.
“Aku
masih akan tetap menunggu kamu. Yah, aku Cuma ngerasa yakin aja kalo aku gak
akan bisa ngerasa sayang yang sehebat ini ke gadis lain yang selain kamu. Aku
juga yakin kalo Cuma kamu yang bisa bikin aku kecewa sehebat ini juga. Tapi,
gapapa, haha” Tawa Erga di penghujung kalimatnya tetap tidak mampu
menyembunyikan kekecewaannya.
“Lalu
apa yang akan kamu lakukan selama masa break kita dan saat kamu mulai merasa
lelah untuk bertahan menungguku?” Tanya Prastika sambil terus menatap mata Erga.
Mungkin dia tau seberapa kecewanya hati laki-laki yang dulu pernah disayanginya
itu.
“Saat aku mulai lelah, aku akan membuka
history chat kita dulu. Aku akan selalu punya waktu untuk itu. Yah,
membayangkan begitu aku masih mendapati kamu seperti Prastika yang aku kenal
dulu. Gadis yang hangat dengan semua perhatiannya. Begitu juga dengan ucapan
selamat paginya setiap pagi dulu yang tanpa dia tahu hal sesederhana itu selalu
bisa membuat pagiku terasa sempurna dan seperti memiliki kekuatan untuk
mengalahkan hari itu. Ya, hal itu akan membantuku mengalahkan rasa lelahku.
Kamu tenang aja.” jawab Erga yakin.
“Ra, kamu gak perlu khawatir. Tenang
aja. Aku gak akan menghubungimu lagi. Tapi aku janji akan selalu menunggu kamu.
Kamu fokus sama kuliahmu dulu aja. kejar dulu impian yang telah menjadi
ambisimu. Untuk sesaat aku memang kecewa, tapi tidak apa. Aku sudah cukup
mengerti tentang keinginanmu mewujudkan semua impianmu. Keinginanmu untuk
memberikan senyum diwajah kedua orang tuamu. Harapanmu untuk menjadi kebanggaan
orang tua dan membawa nama baik serta status
keluargamu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku sudah cukup dewasa untuk
mengerti semua ambisimu. Kamu adalah satu-satunya wanita dewasa yang aku kenal.
Di mana wanita seusiamu jarang yang ada memikirkan ini. Dan aku bangga
memilikimu yang aku juga tidak tahu sampai kapan. Kamu juga tidak perlu meminta
maaf karena ke depannya akan membuatku menunggu. Kamu tidak perlu melakukan itu.
Karena aku juga sudah cukup dewasa untuk melhat kenyataan kita break ini melaui
sudut pandang laki-laki dewasa. Karena aku menganggap break kita ini sebagai
upayamu untuk menyuruhku fokus dalam karirku. Karena aku adalah cowok dan itu
menjadi indikasi bahwa aku harus lebih dulu sukses dibanding kamu. Aku juga
akan mulai fokus pada impian yang telah menjadi ambisiku. Berusaha menguatkan
“bahuku” untukmu “bersandar” nanti. Mengokohkan kedua kakiku agar kuat
diterjang kerasnya dunia bilamana berjalan bersamamu nanti. Mempertebal dinding
keimananku dan memperdalam aqidah dari agama yang sejak lahir aku anut. Aku
juga sudah cukup dewasa dan realistis untuk
mengatakan kamu adalah tujuan hdupku, meski bukan yang utama. Karena yang
prioritas buatku adalah karirku, keluarga dan baru setelahnya kamu. Berjanjlah
untuk menjadi gadis yang tangguh ya. Selanjutnya, aku akan mencintaimu dalam
doaku. Bukankan mencintai dalam doa adalah level tertinggi dari ketulusan dalam
mencinta?” Ucap Erga melalui tatapan matanya kepada
Prastika sebelum akhirnya dia mengatakan, “Tolong jaga hati kamu sampai aku
kembali ya?” dan akhirnya dia berlalu pergi.
Btw,
entah cowok bodoh mana yang rela dibuat menunggu ya. Biarlah, itu pilihannya
dia~
Yaudah,
itu dia alasan-alasan biasanya orang pacaran melakukan break untuk hubungan
mereka. Kalo ada yang mau nambahin, silahkan share di comment box ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar