Pilih Pacar atau Ibu?
“Dirga, kamu ke stasiun sekarang, ya?
Jemput mama, mama udah keujanan nih!”
“Yah, mama naik taxi aja, ya? Dirga
belum selesai kuliah nih”
*Kemudian Dirga menekan tombol start
dan melanjutkan PES 2013 nya*
“Sayang, kamu jemput aku sekarang,
ya?”
“Iya, tapi abis ujan, ya?”
“Nggak! Gak mau tau. Kalo nggak kita
putus!”
“Ta… tapi….” *tut..tut..tut*
*Langsung otw*
Penggalan dialog di atas
adalah gambaran kecil bagaimana kita seringkali (terutama yang non jomblo)
lebih mengutamakan panggilan pacar daripada panggilan ibu. Padahal, sejak kecil
kita sudah diajarkan tentang pentingnya sebuah panggilan ibu. Apa yang
seharusnya menjadi landasan pemikiran untuk lebih mengutamakan panggilan ibu
dibanding panggilan pacar? Nah, artikel ini akan membahas masalah ini secara
lugas, dalam, dan tajam. Setajam twit-twit nyelekit dari mantan!.